Cari

Senin, 27 September 2010

Sempatkan satu kata dalam sehari


Menulis, sebetulnya hanya dibutuhkan niat dan sedikit paksaan. Boleh jadi seorang yang kemampuan menulis sangat rendah bisa saja dia menghasilkan sebuah karya yang sangat bernilai meski mungkin hanya bagi dirinya sendiri. Mengapa demikian?
Karena niat!!!! Itu adalah jawabannya, setinggi langitpun kemampuan menulis seseorang tanpa adanya niatan untuk menuangkan gagasan dan idenya tak akan dapat menghasilkan sebuah karya tulis yang bisa dinikmati oleh dirinya sendiri apalagi oleh orang lain.
Kita pasti kenal dengan Ir. Soekarno, Beliau seorang Insinyur yang banyak menelorkan buku-buku yang hebat, dari buku-buku politik, ilmu sosial bahkan karya-karya satra. Bukunya yang sampa saat ini diburu oleh para kolktor adalah 'Di bawah bendera revolusi' yang merupakan buku tulisan Soekarno sendiri.
Juga beberapa nama sastrawan yang mungkin diluar dugaan kita, bahwa mereka adalah seorang dokter hewan. Sebut saja nama Marah rusli, seorang dokter hewan yang sampai pensiun sebagai Dokter Hewan Kepala di Bandung beliau adalah sebagai penulis sitinurbaya dan Anak dan Kemenakan. Dalam sejarah sastra Indonesia, Marah Rusli tercatat sebagai pengarang roman yang pertama dan diberi gelar oleh H.B. Jassin sebagai Bapak Roman Modern Indonesia. Sebelum muncul bentuk roman di Indonesia, bentuk prosa yang biasanya digunakan adalah hikayat.
Taufiq Ismail, Dilahirkan di Bukittinggi dan dibesarkan di Pekalongan, Dia tumbuh dalam keluarga guru dan wartawan yang suka membaca. Ia telah bercita-cita menjadi sastrawan sejak masih SMA. Dengan pilihan sendiri, ia menjadi dokter hewan dan ahli peternakan karena ingin memiliki bisnis peternakan guna menafkahi cita-cita kesusastraannya. Ia tamat FKHP-UI Bogor pada 1963 tapi gagal punya usaha ternak yang dulu direncanakannya di sebuah pulau di Selat Malaka. Beliau sampai saat ini masih aktif menulis karya-karya sastra.
Asrul Sani, Menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia (1955). Pernah mengikuti seminar internasional mengenai kebudayaan di Universitas Harvard (1954), memperdalam pengetahuan tentang dramaturgi dan sinematografi di Universitas California Selatan, Los Angeles, Amerika Serikat (1956), kemudian membantu Sticusa di Amsterdam (1957-1958).
Bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin, ia mendirikan "Gelanggang Seniman" (1946) dan secara bersama-sama pula menjadi redaktur "Gelanggang" dalam warta sepekan Siasat. Selain itu, Asrul pun pernah menjadi redaktur majalah Pujangga Baru, Gema Suasana (kemudian Gema), Gelanggang (1966-1967), dan terakhir sebagai pemimpin umum Citra Film (1981-1982).
Dan banyaktikoh-tokoh lainnya yang banyak menghasilkan karya-karya berharga yang masih dinikmati oleh orang lain.
Dengan menulis kita memiliki nilai lebih dari kawan-kawan kita yang enggan menulis. Apapun hasil tulisan kita, buruk atau baik tulisan kita, alangkah baiknya jika kita memiliki sebuah pustaka yang walau belum bisa dinikmati orang lain tapi kita bias menikmati hasil kita sendiri -walau terkesan narsis J- .
Satu kata dalam sehari
Ketika kita menuliskan sebuah kata, kita akan terpancing untuk melanjutkan kata tersebut. Tidak butuh buku, computer atau apapun. Kita hanya butuh kertas dan bolpoin atau pensil, atau sepidol, atau apalah terserah. Sangatlah mustahil kalau kita hanya akan menulis sebuah kata saja. Ketika kita menulis kata “meja” dalam waktu yang bersamaan kita akan tepancing untuk menambah katalain yang mengiringi kata “meja” tersebut, misalnya;
Meja marmer berselimut putih
Diam bisu membeku
Dalam haru biru
Malam kian larut selarut hatiku merindu
…………….
Buatlah semacam notes
Kalau kita sudah terbiasa menulis, kita akan membutuhkan notes yang biasa kita butuhkan dalam menulis. Dari kebiasaan menulis di kertas kita akan berusaha mengumpulkan catatan-catatan kecil tersebut karena mungkin saying kalau hanya ditulis kemudian dibuat bungkus stau malah yang lebih parah dibuang. Bagi beberapa orang perempuan, ada yang terbiasa dengan diary. Ya, awalan yang bagus. Menulis diary adalah sebuah bentuk tuangan ide-ide pikiran ke atas media.
Palembang ceria 22 september 2010
Diary………. Hari ini aku seneeeeeeeng banget.
Tau nggak kenapa? Hihihihihihihi, dia cowok yang selama ini aku taksir ternyata suka juga loh sama aku. Tadi pas ke kantin sekolah aku ketemu sama dia. Eh dia ngomong kalo suka sama aku….. aku harus gimana dong diary??
…………………………….
Tapi sayang diary hanya untuk dinikmati sendiri saja, cobalah membuat cerpen atau kalau merasa masih terlalu berat ya buat aja puisi atau semacamnya….
Jangan terlalu idealis
“Ini tulisanku, karyaku sendiri dan akan aku nikmati sendiri” saya masih ingat ketika kawan waktu kuliah dulu berkata demikian. Tapi apalah jadinya sekarang??? Banyak karya tulisnya yang hanya menghiasi rak bukunya sendiri tanpa ada yang meresensi dan membacanya. “hanya dia sendiri” dan mungkin juga anak istrinya. Sesal…… dia berkata kepada saya beberapa waktu yang lalu, kalau dia menyesal, kenapa dulu ketika ada penerbit yang menwaran penerbitan karya sastranya dia tolak dengan alasan diatas… kalau saja waktu itu dia mau menerbitkan karyanya, setidaknya ia sekarang sudah punya nama di kalangan sastrawan –walau itu hanya tingkat lokal-
Jadi, apalagi yang harus ditakutkan untuk menulis…..
Mulai lah dar sekarang SEMPATKAN SATU KATA DALAM SEHARI








*catatan kecil ini sebagai pengingat dan penbyemangat pada diriku sendiri.

Tidak ada komentar: